Penglaris Halal Tukang Sate dan Rahasia Komunikasi Marketing Dibaliknya

Penglaris Halal Tukang Sate dan Rahasia Komunikasi Marketing Dibaliknya

Bicara soal tukang Sate, pedagang satu ini sangat mudah ditemukan dan hampir ada dimana-mana. Disudut kota, ada tukang sate. Di bantaran jalan, ada tukang sate. Di depan kompleks, ada tukang sate. Makanan satu ini dapat dengan mudah ditemukan dimanapun dan terkadang suka buka hingga tengah malam.

Kombinasi itu, membuat sate menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Tak heran, lapak Tukang Sate hampir selalu dipenuhi pelanggan dan kerap tutup lebih awal karena sate yang disiapkan sudah ludes terjual.

Tidak hanya ada dimana-mana, Tukang Sate juga mudah ditemukan berkat dua item pemasaran andalannya. Suara kentongan khas dan wangi asap bakar sate nikmatnya. Asap nikmat yang oleh orang-orang disebut sebagai penglaris halal.

Awalnya kenyang, kecium wangi sate, jadi pengen makan sate. Setelah itu, dilengkapi dengan slogan khas mematikannya, “TE SATEEEEEEE”. Langsung buyar. Sepuluh tusuk sate pun terbeli.

Scent Marketing: Fenomena Komunikasi Pemasaran Tukang Sate


Sebuah fenomena komunikasi pemasaran menarik terjadi di balik larisnya dagangan tukang sate. Iya, semua itu tidak hanya berkat citarasa dan bumbu khas dari sate. Namun, ada sebuah mekanisme komunikasi unik yang banyak orang tidak sadari dan hanya sekedar tiru.

Fenomena tersebut bernama Scent Marketing. Sebuah strategi pemasaran yang menggunakan aroma untuk mempengaruhi perilaku konsumen dan menciptakan asosiasi positif dengan merek, produk atau dagangan tertentu. FYI, smell marketing ini merupakan pengembangan dari fenomena komunikasi bernama Delicious Smell Effect yang kemudian diaplikasikan ke dunia pemasaran.

“Kan tinggal bakar bumbu di atas arang biar asapnya wangi dan nikmat,”


Oh, ya tidak semudah itu dong. Kalau semudah itu, banyak tukang sate yang sudah jadi miliader saking larisnya. Smell Marketing Tukang Sate itu tidak dilakukan semudah itu, ada jeda waktu dan takaran bumbu yang dibakar sehingga aroma khas sate yang dibawa oleh asap bakaran menjadi nikmat dan mengundang pelanggan untuk datang.

Kalau cuma dibakar terus-terusnya ya ameng bosku. ~hehe


Pemanfaatan asap sate sebagai media pemasaran Scent marketing ditujukan untuk menciptakan pengalaman sensorik yang menyenangkan dan meningkatkan identifikasi pelanggan terhadap produk yang dijual. Dalam contoh ini tentunya sate nikmat milik pedagang.

Scent Marketing tukang sate
 
Selain tukang sate, contoh lain dari pemanfaatan Scent marketing adalah toko roti dengan aroma roti nikmat, hotel mewah dengan parfum elegan dan showroom mobil dengan bau nyaman berkendaranya.

Kendati dapat menarik perhatian pelanggan, praktik Scent Marketing kerap diabaikan oleh pemilik usaha, salah satunya pengusaha baru. Jadi, cobalah untuk mulai membangun aroma khas untuk bisnismu. Komunikasikan produk dan bisnismu dengan aroma khas sehingga mudah dikenal dan melekat di hati pelanggan.

Berikut, beberapa tips untuk memaksimalkan usahamu dengan smell marketing.

  • Kenali Target Audiens: Pastikan aroma yang dipilih sesuai dengan preferensi dan demografi target audiens pelangganmu.
  • Konsistensi: Gunakan aroma yang konsisten dengan merek/produkmu baik di toko fisik maupun dalam dagangan yang dijualkan kepala pelanggan.
  • Kualitas Aroma: Pastikan aroma yang digunakan tidak terlalu kuat namun juga di saat bersamaan dapat melekat dan memberikan kesan untuk produkmu. Aroma yang terlalu kuat nyatanya juga tidak terlalu baik dan dapat mengganggu pengalaman pelanggan.
  • Adaptasi dengan Lingkungan: Sesuaikan aroma dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya, aroma yang cocok di sebuah spa mungkin tidak cocok di sebuah pusat perbelanjaan.
  • Uji Coba dan Evaluasi: Lakukan uji coba aroma secara teratur dan evaluasi respons konsumen untuk memastikan efektivitas strategi smell marketingmu.

Itu dia pembahasan tentang fenomena komunikasi pemasaran unik tukang sate dan cara untuk memaksimalkannya di bisnis kalian masing-masing. Yuk, mulai komunikasikan produk kita dengan aroma khas. Tukang Sate aja bisa, masa kalian nngak?

_______________

Photo by Eka P. Amdela on Unsplash

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.