Menjadi Generasi MICIN, Kenapa Tidak?


Akhir-akhir ini sedang tren ungkapan agar tidak menjadi generasi micin. Memang secara kimiawi dan menurut penuturan guru kimia saya, micin memang tidak baik bagi kesehatan.mengonsumsi kebanyakan micin pun mungkin bisa berdampak?

Terus apakah saya salah menulis judul? Meminta pembaca menjadi generasi micin? Tentu saja tidak! Micin disini bukan bahan penyedap masakan yang katanya kalau dimakan terlalu banyak bisa bikin bodoh. Lagipula saya tidak dibayar oleh produsen micin untuk review produk mereka 😊.

Micin disini adalah akroni dari Mature, Independent, Creative, Innovative, and Nationalist. Sebelum kita bicara lebih lanjut, saya harap enyahkan pikiran tentang bahan penyedap masakan itu 😊. Sekarang kita akan bicara tentang micin dalam konsep yang akan saya paparkan.

Membuat Indonesia Hebat Dengan MICIN

Pertama, mari kita pahami esensi dari setiap kata yang menyusun kata micin itu :

  • Pertama, adalah Mature.Secara bahasa artinya dewasa, tapi dalam pandangan saya lebih tepat dimaknakan sebagai matang. Karena menjadi seorang yang matang tidak melulu beracu pada usia. Anak muda pun bisa menjadi pribadi yang matang jika penuh pengalaman dan suka bersosialisasi dengan lingkungannya. Artinya, menjadi pribadi yang matang ialah pribadi yang tidak secara mentah mencerna suatu hal, atau mencerna suatu permasalahan secara sepotong-sepotong. Menjadi pribadi yang mencerna suatu hal secara utuh dan dengan bijaksana bertindak sesuai proporsi dan kebutuhan.
  • Kedua, adalah Independent yang artinya mandiri. Jadi esensi kedua adalah menjadi pribadi yang mandiri. Artinya menjadi pribadi yang mampu mengatasi masalahnya sendiri. Bukan lantas kita tidak boleh meminta pertolongan. Tapi berusaha sebaik mungkin memaksimalkan potensi diri sebelum meminta pertolongan jika sudah mencapai batasnya. Saya rasa mandiri itu adalah bagaimana setiap individu bisa memaksimalkan potensi diri tanpa mengesampingkan bantuan dari pihak lain.

  • Ketiga, adalah Creative. Tentunya kata ini dapat dengan mudah kita pahami. Menjadi seorang yang kreatif sekaligus kontributif terhadap kemajuan. Tapi pertanyaannya, bagaimana menjadi seorang yang kreatif? Satu hal yang harus kita sadari, setiap manusia diciptakan dengan otak yang sama. Dan sebagai ciptaan yang disempurnakan, otak kita diberi kemampuan untuk berkembang. Disinilah perbedaan itu mulai tampak. Untuk menjadi seorang kreatif, gunakanlah otak kita semaksimal mungkin. Saya sangat bersyukur, karena otak merupakan ciptaan tuhan dan bukan manusia. Karena jika semakin dipakai otak akan semakin berkembang bukan rusak. Otak tidak akan pernah rusak selama badan masih bernapas 😊. Semakin otak berkembang, semakin kretif lah setiap individu. Nah, untuk memacu perkembangan otak, jadilah sosok pendengar yang baik yang menangkap suatu hal secara keseluruhan dan mengolahnya dalam otak sebelum merealisasikannya dalam tindakan.

  • Keempat, adalah innovative. Sebelas dua belas dengan kreatif, tapi innovatif lebih mengarah kepada bagaimana kita menerapkan ide dan menjalankan rencana kita. Jadi bukan sekedar pribadi yang pintar bikin konsep tapi melempem di lapangan. Itu bukan micin, malah jadi krupuk 😊. Jadi, innovatif semacam kepanjangan dari kreatif atau bisa dibilang tindak lanjut dari sikap kreatif itu sendiri.
  • Kelima, adalah nationalist. Jika kita sudah memiliki 4 hal di atas tapi tidak cinta tanah air, lantas apa yang akan terjadi?. Kalau mengutip sebuah peribahasa, kekuatan tanpa cinta itu  petaka, tapi cinta tanpa kekuatan itu bagaikan sebuah cacat. Jadi setelah semua aspek teratas kita miliki, atau minimal kita lakukan dan amalkan dalam keseharian kita lalu dilengkapi dengan sikap nasioalis cinta tanah air, niscaya Indonesia akan maju bung! Akan jauh lebih makmur damai sentosa

Itulah pemaparan saya tentang konsep generasi micin. Hal yang perlu kita ingat, bahwa segala sesuatu tidak lantas buruk. Bahkan sesuatu yang buruk pun bisa menjadi baik jika kita menggunakan cara yang tepat untuk memanfaatkannya. Semoga sedikit banyak tulisan ini dapat memberi pencerahan! Selamat berjuang dan selamat menjadi generasi MICIN.

Salam hangat dari Situbondo 😊
___
Sumber gambar : Sain.Kompas.co.id

16 Komentar

  1. Saya juga termasuk generasi milenial (micin)
    itu hanya stigma saja
    yg penting bagaiman cara berfikir kita dan tunjukkan saja prestasi kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mas adi. Konsisten menulis juga merupakan prestasi. Yuk menulis yang bermanfaat!

      Hapus
  2. wah strategi nih kirain micin yg jadi viral..

    tapi mantap mengingatkan Indonesia harus Hebat dg penjelasan micin dibawah ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saya bisa memviral kan MICIN yang satu ini 😂

      Hapus
  3. ralat diulasan postingan ini. kok dibawah ini he...

    BalasHapus
  4. Naaahh ini nii MICIN yang bikin maju bangsa, yeaaay!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tuh.. kata siapa kita gak bisa maju!. Bisa kok. Ya pakek micin 😊

      Hapus
  5. Awalnya mengira Micin ya bumbu penyedap. Eh teryata bukan :p.
    Tapi memang ya jaman skarang harus inovatif dan kreatif euy
    Terima kasih sudah mengingatkan yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap selalu. Terima kasih telah mengapresiasi
      Semoga bisa terus berbagi dan saling belajar
      Salam hangat

      Hapus
  6. Gak ada masalah dengan micinnya. tapi yang jadi masalah itu ketika yang tak bersalah di salahkan

    BalasHapus
  7. Wah udah lama banget nih KuKmasak gak pakai micin. Serasa diingatkan masa lalu, yang kalau masak wajib pakai micin

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahhah iya sih, lidah jadi semacam gimana kalau masakan gk ada MIcinnya lah kok ngomongin micin yang itu ?

      Hapus
  8. Yeah... Micin nya sangat bermanfaat 👍

    Beda kalo micin masakan kebanyakan bisa jadi kena kanker 😁

    BalasHapus

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.