Maulid Nabi dan Tradisi Warga Indonesia

Masyarakat santap bareng nasi Mauludan


Nasi Bingkisan Mauludan
Setiap tahunnya, tepat tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan komariah atau Hijriah seluruh ummat islam merayakan acara Maulid Nabi untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.dalam tulisan ini kita tidak akan membahas panjang lebar mengenai asal usul perayaan Maulid Nabi atau kenapa yang di ingat adalah hari lahirnya bukan hari wafatnya layaknya para pahlawan yang dikenang tanggal wafatnya? Dalam tulisan ini penulis akan lebih menekankan kepada keanekaragaman budaya dan tradisi yang biasa dilakukan di (Khusunya) kota penulis.
Muslimat juga ikutan
                Panulis berdomisili di sebuah desa kecil di kota Situbondo. Di wilayah Situbondo (cek google maps, untuk detail nya, heheh e:D) perayaan Maulid dilaksanakan tepat malam hari sebelum tanggal 12 Rabiul awal, ada juga yang merayakn tepat tanggal 12 Rabiul Awal, baik pagi, siang maupun sore hari. Bahkan ada juga yang merayakannya setelah tanggal 13, tergantung masyarakat dan pengurus ta’mir masjidnya. Bungkusan acaranya sih biasanya berisi sambutan serta cerama agama bermateri keutamaan perayaan Maulid Nabi. Well mari simak kisah penulis saat perayaan maulid tadi malam.
Group Qosidah beraksi
Masyarakat melaksanakan Sholawat Qiyam
                Malam itu
Masjid sudah ramai. Santri putra-dan putri telah berkumpul (dirumah saya ada yayasan, jadi ada santrinya). Lagu qosidah berdentang ditelinga, dilantunkan dengan indah oleh santri putri diiringi tabuhan hadrah yang renyah oleh kelompok santri putra. Segera saya menuju masjid lalu mengumpulkan bingkisan saya dengan bingkisan-bingkisan lain yang telah terkumpul di tengah ruangan masjid. Tak berselang lama, acara dimulai. Pembawa acara memberi salam, basa basi lalu membacakan susunan acara
1.       Pembukaan
2.       Pembacaan ayat suci Al-Qur’an
3.       Sambutan
4.       Ceramah agama
5.       Doa-penutup
Well, satu persatu acara berjalan lancar, doa pun dibaca dengan khidmat. Tepat setelah doa selesai dibacakan, kerumunan masyarakat pun kocar-kacir mengambil bingkisan yang terkumpul di tengah. Wauih, kayak orang rebutan sembako (hehhehe :D) saya pun juga ikut berebut. Takut tidak kebagian.
Masyarakat sekitar sedang berebut bingkisan
Muslimat juga rebutan lhooo
Setelah itu, para masyarakat pun menyantap bareng nasi Maulidan (bagi yang dapat nasi, bagi yang dapat buah-buah an, ya bisa dibawa pulang, hehehhe :D)setelah nasi habis, masyarakat pun bersalaman dan pulang satu-persatu. Itulah tradisi di rumah saya, kebanyakan masyarakat membawa nasi kuning sebagai bingkisan, dikumpulkan lalu disantap bersama seusai acara.
Didaerah lain, adatnya berbeda pula. Ada yang bingkisannya dikumpulkan ditengah. Ada beberapa orang yang bertugas membungkus bingkisan secara rata kedalam bungkusan kresek secara rata, setelah itu dibagikan keseluruh masyarakat yang hadir, baru acara  dimulai dengan pembukaan – pembacaan ayat suci Al-Qur’an - sambutan – lalu doa dan penutup, masyarakat pun pulang dengan damai tanpa berebut berkhat / bingkisan.
Terlepas dari itu semua, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki banyak moral value / nilai moral yang tersirat. Mulai dari kebersamaan, silaturahmi, dan masih banyak lagi. Kita diajarkan menyisihkan uang kita untuk bingkisan, lalu kita pasrahkan di tengah masjid lalu pulang membawa bingkisan yang berbeda dengan ikhlas, juga dengan senang hati kita makan bareng nasi maulidan, walaupun sedikit tapi tetap mengenyangkan.
Inti dari perayaan Maulid Nabi bukan soal bingkisan siapa yang paling mahal, tapi mau tidaknya kita bersilaturahmi, menengok saudara seiman kita? Maukan kita menyisihkan waktu mengingat nabi kita, oahlawan kita, panutan kita. Terlepas dari bagaimana perayaannya dan bagaimana adatnya, intinya tetap silaturahmi. Jadi sering-seringlah menengok kebelakang, menengok saudara kita yang tidak mampu, yang lemah.mari maknai Maulid nabi tahun ini sebagai hari untuk menjadi lebih baik, tidak hanya sebagai hari libur yang ditandai sebagai tanggal merah di kalender. Happy Monday. Salam hangat

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.