3 Macam Manusia



Baiklah dalam postingan kali ini saya akan menshare  tentang pembagian manusia yang diibaratkan menjadi 3 hal. Sebenarnya secara garis besar manusia dapat dibedakan menjadi 3 macam manusia yang diumpamakan sebagai makanan, obat dan penyakit*.
                Langsung saja
Golongan pertama adalah manusia yang diibaratkan sebagai makanan. Artinya mereka dibutuhkan oleh sekitarnya baik dalam keadaan baik maupun buruk, itulah yang dimaksud denganmanusia bagai makanan. Karena makanan adalah kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia baik saat dia sakit maupun sehat walafiat. Oleh karena itu sebaik-baiknya kita mampu memposisikan diri sebagai makan bagi masyarakat atau setidaknya lingkungan sekitar kita. Dengan manjadi baik maka mengutip perkataan Paula Coelho “alam semesta akan berkonspirasi memudahkanmu” oleh karena itu sebaik-baiknya  kita adalah yang mampu menakar suatu masalah dan keadaan secara bijak sehingga tidak ada salah paham dan malah mencipta suatu suasana yang kondusif.
                Golongan kedua adalah manusia yang digolongkan atau diibaratkan sebagai obat, yakni dibutuhkan saat sakit. Atau setidaknya dibutuhkan saat dalam keadaan sulit dan susah saja. Nyessek banget kan, kayak orang yang terjebak friendzone. Tapi seidaknya, minimal kita bisa menjadi obat bagi orang lain, walau hanya dibutuhkan saat sakit atau sedang susah tapi setidaknya kita dapat bermanfaat bagi orang lain.
                Golongan ketiga adalah orang yang diibaratkan sebagai penyakit. Dari pengibaratannya saja sudah cukup tidak mengenakkan, mana ada orang yang mau sakit. Bahasa kasarnya kelompok ketiga adalah kelompok yang _maaf sering disebut sampah masyarakat. Nah sebagai manusia yang masih memiliki hati nurani dan berakal sehat, kita seharusnya dapat memosisikan diri agar tidak menjadi manusia yang menjadi penyakit, baik masyarakat sekitar kita lebih-lebih tatanan sosial secara global.
                Nah setelah saya memaparkan ketiga macam golongan manusia tersebut, manakah yang pembaca kehendaki. Setidaknya kita dapat memposisikan diri kita sebagai manusia yang bisa membantu orang lain walau tidak terlalu dianggap ataupun dihargai jasanya. Hmb, mari kita berpikir sejenak, seorang guru yang mengajar dari pagi sampai siang kadang juga sampai sore sering tidak dianggap jasanya, hanya dianggap sebelah mata saja. Tapi mereka tak pernah putus asa dan tetap semangat menlarkan dan menyebarkan ilmu mereka kepada murid-muridnya, maka sepetutnya titel pahlawan tanpa tanda jasa merupakan suatu nama atau sebutan yang cukup amat pantas disematkan kepada bapak ibu guru kita.
                Nah setelah paparan singkat diatas semoga dapat bermanfaat bagi segenap pembaca sekalian, kritik saran selalu terbuka karena penulis sadar pasti ada kesalahan yang terselip walau hanya sepatah dua patah kata saja. Sekian semoga tulisan ini dapat menyevarkan banyak kebaikan. Salam hangat.
                *pendifinisian manusia dinukil dari penjelasan KH Najiburrahman dalam pengajian kitab  Bidayatul Hidayah, Pondok Pesantren Nurul Jadid

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.