Senja, Debur Ombak Tepi Pantai dan Sebuah Kisah Anak Indie

Senja, Debur Ombak Tepi Pantai dan Sebuah Kisah Anak Indie


Anak indie dan senja adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa senja, keindie-an seseorang perlu nampaknya untuk diragukan hahaha. Tapi itulah realitas, keluar di sore hari sekedar untuk melepas penat dengan memanjakan mata menyaksikan keindahan mega merah di ufuk barat yang disebut dengan senja. Sebuah panorama di setiap penghujung hari yang tidak pernah tidak bisa memanjakan mata dan menenangkan kalbu. Ya! itulah senja! apalagi di pinggir pantai - Ucap seorang anak indie suatu hari

Apa itu Anak Indie?

Sebenarnya, Indie merupakan kepanjangan dari Independent. Hal tersebut memberikan sifat yang bebas dan mandiri. Jadi secara garis besar anak indie bisa dimaknai sebagai orang-orang yang hidup bebas tanpa tekanan dan berjalan dengan keyakinan nya yang bebas. 

Entah apa penyebabnya, anak indie kemudian diidentikkan dengan senja. Orang yang suka menikmati indahnya senja bisa dibilang anak indie? oh tidak semudah itu, kalau aturannya begitu. Seorang Seno Gumira Ajidarma dengan Sukab dan Alinanya yang sejak dulu teramat mencintai senja maka harus disebut anak indie juga dong? bahkan senja itu sampai dibungkus kedalam amplop dan dikirimkan kepada kekasihnya!

Entah aku juga tatau apa yang menyebabkan anak indie begitu identik dengan yang namanya sena. Sebuah suasana yang setiap sore dapat kita nikmati dengan memandang takdim ke ufuk barat. Menikmati setiap momen yang perlahan hilang dan berganti gelap gulita malam (biasanya diiringi dengan lantunan merdu dari pengeras suara masjid terdekat) sesekali juga diiringi suara debur ombak. Oh anak indie...

Istilah indie sendiri mulai naik daun saat banyak musisi independent yang menelurkan karya dan berhasil menjadi lagu yang cukup popuer di kalangan anak muda. Musisi-musisi tersebut yang dengan sendirinya menciptakan, memproduseri serta memproduksi lagu ini yang kemudian disebut dengan musisi indie dan membuat istilah anak indie menjadi hype dan dikenal banyak orang.

Anak Indie itu Pecinta Senja?

Ya nngak juga sih, ada juga anak indie yang tidak terlalu suka menikmati panorama senja, namun pikirannya bebas lepas dan melanglang buana mencipta karya. Ada juga yang malah lebih suka dengan suasana sunrise, menikmati cahaya matahari yang perlahan mencuat dan memberi kehangatan dari ufuk timur. Anak indie bukan soal penikmat senja, mereka indie karena mereka sendiri merasa bebas.

Esensi dari indie adalah merdeka, mandiri dan tidak terikat. Jadi bukan semata tentang mereka yang suka dan sering menikmati panorama senja setiap sore hari. Anak indie adalah karena mereka sendiri bebas dan merdeka.

Sok-sok an Jadi Anak Indie!

Jadi aku sempet gabut dan gatau mau ngapain beberapa saat yang lalu. Jadi hal itulah yang kemudian melatarbelakangi aksiku yang pengen jadi anak yang sok indie. Padahal sebenarnya pikiran sedang dipenuhi dengan tugas dan bejibun deadline dan project yang menunggu mood untuk segera diselesaikan. Yups, inilah aku. Freelancer yang kemudian sok-sok an jadi anak indie karena hampir stress dengan tugas dan deadline yang tak kunjung selesai (belum revisi dan tetek bengek lainnya😂😂)

Jadi berangkatlah aku dengan adikku. Niat awalnya cuma mau muter-muter sambil menikmati panorama sore hari. Eh ujungnya malah eksplore dan terdampar di sebuah bibir pantai yang ternyata cukup ajib dan tidak diketahui oleh banyak orang. Alangkah beruntungnya aku dapat tedampar di tempat yang cukup indah itu.

So here is the story

Setelah aku gak tau mau kemana lagi habis muter-muter gajelas, akhirnya aku dan adikku memutuskan buat pergi ke pantai. Menikmati panorama senja ala-ala anak indie itu. Niatnya mau ke pelabuhan, tapi karena sudah keseringan dan rasanya udah biasa aja, kami lalu memutuskan untuk mencari pantai lain yang belum pernah kami kunjungi. Yaudah deh, jalan nih dah menyusuri jalan sambil nyari jalan jalan kecil yang bisa mengantarkan kami ke bibir pantai, entah bibir pantai yang mana. Nah, setelah beberapa saat kami pun akhirnya sampai di suatu jalan kecil yang nampaknya bakal mengantarkan kami ke pantai. Dan benar saja kami sampai di sebuah pantai dan.......

Panoramanya cukup ajib!!

Keindahan Pantai Timbangan

Senja, Debur Ombak Tepi Pantai dan Sebuah Kisah Anak Indie

Karena kami tidak tau nama nya serta memang aksesnya yang tidak terlalu bagus dan mudah ditemukan, maka secara sepihak aku namai sebagai pantai timbangan. Hal ini karena letaknya yang dekat dengan tempat penimbangan muatan kendaraan dan kontainer di daerah Besuki. So let's say sebagai pantai Timbangan dahulu hingga tempat itu cukup dikenal dan punya namanya sendiri.

Letaknya terletak disamping Hotel Ashika, jalannya kecil, mungkin sekitar 1 meter saja. Medannya tidak terlalu susah namun sedikit tertutupi oleh pepohonan dan semak-semak yang tumbuh di sekitar tempat tersebut.

Di bibir pantai kita bakal nemuin sebuah kapal yang tidak terpakai namun masih cukup bagus dan tidak terlalu dimakan oleh alam. Hal ini dapat dilihat dari kondisinya yang masih cukup bagus dan minim lumut serta tidak banyak kerusakan  yang terdapat pada badan kapal tersebut.

Pasir pantainya tidak putih, sama seperti bibir pantai kebanyakan. Namun panorama yang bisa dinikmati di tempat ini tak kalah dengan pantai-pantai terkenal yang ada di Situbondo. Tempatnya juga masih bersih dan minim sampah, hal ini karena tempat ini belum banyak diketahui (semoga kalau tempat ini makin dikenal para pengunjungnya tidak hobi buang sampah sembarangan. Amin)

Senja, Debur Ombak Tepi Pantai dan Sebuah Kisah Anak Indie
Tampak pegunungan pantai tamporah di sisi barat

Hal yang cukup aku suka dari pantai yang baru saja kami temukan ini adalah pemandangan senjanya serta panorama pegunungan tamporah di sisi barat yang cukup aesthetic dan indah. Di bagian timurnya, panorama dari pegunungan putri tidur juga cukup memanja mata. Ditambah hembusan angin sepoi khas pinggir pantai dan suara debur ombak, aku benar-benar merasa seperti orang yang tidak punya beban dan sejenak lepas dari kesibukan dan beban duniawi.

Pantai memang tempat yang tepat untuk melepas penat dan kegundahan duniawi

Well, 1 jam menghabiskan waktu di pantai tersebut. Menikmati suara debur ombak serta panorama senja yang elok dimata. Sungguh indah dan amat sangat berharga untuk dikenang. Selain itu nampaknya juga belum banyak orang yang tau akan tempat ini dan aku merasa sangat-sangat terpanggil untuk mengenalkan tempat ini kepada kalian semua.

Jadi, ada beberapa note yang perlu aku sisipkan. Pertama, mobil tidak bisa masuk ya ke tempat ini. Hal ini karena akses masuk satu-satunya yang hanya selebar kurang lebih 1 meter tentu tidak cukup untuk dilalui mobil. Tapi tenang, tempatnya tidak jauh dari pinggir jalan raya. Jadi kalian bisa memarkirkan kendaraan roda 4 kalian di sisi jalan dan berjalan kaki menuju bibir pantai.

Senja, Debur Ombak Tepi Pantai dan Sebuah Kisah Anak Indie

Note lainnya, di tempat ini tidak ada pedagang juga tidak ada tempat sampah. Jadi jika kalian membawa makanan dan minuman ada baiknya sampah dan botol plastik tidak ditinggalkan begitu saja namun dibawa pulang. Nikmati panorama dan feeling tepi pantainya tanpa menyisakan sampah berserakan di tempat ini.

Dan terakhir, tidak ada biaya yang kalian perlukan untuk pergi ke tempat ini. Tidak ada biaya masuk, tidak ada uang parkir. Semuanya free alias gratis. Tidak ada tukang parkir juga tidak ada loket pembelian tiket. Nikmatilah panoramanya secara cuma-cuma dengan tidak membuang sampah sembarangan.

So, kalian anak indie? apasih indie? sudah indie belum? ah yasudahlah, mari berhenti memperdebatkan perihal anak indie, nikmati hidup dan buat hidupmu berharga. Let it free, let it go as what it is. Hidup itu sekali, nikmati dan buat itu berharga!

Jadi, kalian mau menikmati panorama senja di pantai yang baru kami temukan ini? jangan lupa ajak-ajak ya! #NeverStopExploring






2 Komentar

  1. Wah... Berawal dari sok-sokan jadi anak indie malah Jadi penemu pantai timbangan nih mas😁
    Siapa tahu suatu hari nanti pantainya bener-bener jadi terkenal dan semoga saja kalau saat itu tiba sampah-sampah nggak berserakan dimana-mana...
    Saya juga senja lho, apakah saya juga anak indie😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Never stop exploring mbak :D

      Selamat menjadi anak indie hahaha. Amin amin semoga tempatnya terawt meski dikenal dan mulai hype kemudian hari. Take nothing but picture.

      Hapus

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.