Ada satu pertanyaan yang hampir selalu muncul di kepala mahasiswa, dosen, atau peneliti muda ketika memasuki dunia publikasi ilmiah: “Bagaimana cara mendapatkan ID Scopus?” Pertanyaan sederhana, tapi sering membuat bingung. Kebingungan itu biasanya berawal dari banyaknya informasi simpang siur; ada yang bilang harus mendaftar, ada pula yang meyakinkan bahwa ID itu muncul otomatis.
Di tengah hiruk-pikuk kebutuhan publikasi dan tuntutan akademik, mencari kebenaran tentang ID Scopus bisa terasa seperti menelusuri lorong panjang yang penuh pintu mirip satu sama lain.
Padahal, proses mendapatkan ID Scopus sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Ada logika sistematis di baliknya, dan begitu dipahami, semuanya terasa lebih masuk akal. Artikel ini mengajak Anda menelusuri proses tersebut dengan cara yang sederhana, terstruktur, dan mudah dipraktikkan. Tentu, tanpa jargon teknis yang membuat kepala pening.
Padahal, proses mendapatkan ID Scopus sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Ada logika sistematis di baliknya, dan begitu dipahami, semuanya terasa lebih masuk akal. Artikel ini mengajak Anda menelusuri proses tersebut dengan cara yang sederhana, terstruktur, dan mudah dipraktikkan. Tentu, tanpa jargon teknis yang membuat kepala pening.
Mengapa Scopus dan ID Scopus Begitu Penting?
Di dunia akademik global, Scopus bukan sekadar database. Ia adalah “panggung besar” tempat reputasi ilmiah dibangun. Ribuan jurnal, artikel, dan peneliti berjejaring lewat sistem ini, menciptakan ekosistem kredibel yang menjadi ukuran kualitas riset di banyak negara. Orang terkenal dan hebat seperti Bill Gates dan si eksentrik Elon Musk pun juga punya ID Scopus, lho.
Dalam ekosistem tersebut, ID Scopus berfungsi sebagai identitas digital penulis. Ia bekerja seperti kartu tanda pengenal akademik yang memudahkan sistem (dan orang lain) untuk mengenali Anda, membedakan Anda dari penulis lain, dan mengelola rekam jejak publikasi Anda.
Dengan jutaan artikel dan penulis dari seluruh dunia, ID ini bukan sekadar fitur teknis, ID Scopus adalah alat penting untuk menjaga akurasi dan menghindari kekeliruan atribusi.
Namun, ada hal yang sering disalahpahami: Anda tidak bisa mendaftar atau membuat ID Scopus secara manual. Scopus tidak bekerja seperti Google Scholar, ORCID, atau Gmail yang memungkinkan pengguna mendaftar kapan saja. Sistemnya didesain untuk menciptakan ID secara otomatis, sesuai jejak publikasi.
Namun, ada hal yang sering disalahpahami: Anda tidak bisa mendaftar atau membuat ID Scopus secara manual. Scopus tidak bekerja seperti Google Scholar, ORCID, atau Gmail yang memungkinkan pengguna mendaftar kapan saja. Sistemnya didesain untuk menciptakan ID secara otomatis, sesuai jejak publikasi.
Syarat Mendapatkan ID Scopus: Tidak Bisa Daftar, Harus Terbit!
Banyak orang baru menyadari bahwa ID Scopus hanya akan muncul jika seorang penulis memiliki lebih dari satu publikasi yang terindeks Scopus. Mengapa harus dua? Alasannya sederhana namun krusial: untuk menghindari kesalahan identitas.
Bayangkan jika seseorang bernama “Andi Setiawan” menerbitkan satu artikel. Nama itu mungkin dimiliki ratusan orang di berbagai institusi. Jika Scopus langsung membuat Author ID untuk setiap nama dengan satu artikel, kekacauan data akan tak terhindarkan. Oleh karena itu, sistem menunggu hingga pola publikasi terbaca (minimal dua karya) barulah ID unik diberikan.
Dengan dua atau lebih publikasi, Scopus memiliki cukup informasi untuk:
- mengenali konsistensi nama,
- memetakan afiliasi,
- menghubungkan bidang penelitian,
- dan meminimalkan risiko duplikasi.
Itulah mengapa penulis dengan dua publikasi atau lebih secara otomatis memperoleh ID Scopus.
Bagaimana Jika Baru Punya Satu Publikasi? Tetap Bisa Dilihat Secara Manual
Meski tidak langsung mendapatkan ID resmi, Anda tetap bisa melihat identitas dasar yang berfungsi seperti “pre-ID”. Ini sangat berguna bagi penulis pemula yang baru punya satu artikel terindeks.
Prosesnya tidak otomatis seperti dua publikasi, tetapi dapat ditemukan dengan langkah-langkah pencarian manual.
Cara Mendapatkan atau Melihat ID Scopus
Berikut tiga cara yang dapat Anda gunakan. Cara pertama adalah yang paling umum dan mudah.
1. Melalui Website Resmi Scopus
Ini adalah metode utama yang digunakan mayoritas penulis.
Langkah-langkahnya:
- Buka situs Scopus di www.scopus.com.
- Pilih menu Author Search.
- Masukkan nama lengkap dan — jika sudah beberapa kali publikasi — afiliasi.
- Jika Anda baru punya satu publikasi, abaikan afiliasi agar sistem tidak salah membaca.
- Klik Search / Cari.
- Profil Anda akan muncul dalam hasil pencarian.
- Arahkan kursor ke jumlah artikel (misalnya angka “1”).
- Klik kanan lalu copy link profil tersebut.
- Paste URL ke notepad atau Word.
- Di bagian akhir URL tersebut terdapat rangkaian angka — itulah ID Anda.
Metode ini juga berlaku bagi penulis yang baru memiliki satu publikasi. Meski belum dianggap sebagai ID resmi, angka tersebut tetap menunjukkan identitas sementara yang akan diresmikan ketika publikasi kedua diterbitkan.
2. Melalui Judul Artikel yang Sudah Terindeks
Jika Anda kesulitan menemukan profil melalui pencarian nama:
- Cari artikel Anda di Scopus berdasarkan judul.
- Klik nama penulis (nama Anda).
- Sistem akan mengarahkan ke halaman yang mirip profil.
- ID dapat ditemukan pada URL atau di bagian detail penulis.
Ini sering dipakai oleh penulis pemula yang memiliki nama umum atau afiliasi besar.
3. Melalui Fitur Penelusuran Institusi
Jika publikasi Anda berasal dari kampus tertentu yang aktif di Scopus:
- Masuk ke halaman institusi tersebut di Scopus.
- Cari daftar penulis.
- Pilih nama Anda dari daftar.
Metode ini kurang populer, tetapi efektif untuk institusi yang konsisten menerbitkan jurnal Scopus.
Ingat, ID Scopus Bukan untuk Didaftarkan, tapi Diperoleh
Pada akhirnya, mendapatkan ID Scopus bukan soal mendaftar atau membuat akun, melainkan hasil dari proses publikasi yang konsisten. Sistem Scopus bekerja berdasarkan akurasi dan kehati-hatian, terutama karena jutaan penulis mungkin berbagi nama yang sama. Jika Anda baru membuat satu publikasi, jangan khawatir. Identitas digital Anda sudah “terbentuk,” meski belum diresmikan.
Teruslah menulis, menerbitkan, dan menjaga kualitas riset Anda. Ketika publikasi kedua terbit, identitas Scopus Anda akan muncul dengan sendirinya—dan itulah momen ketika Anda secara resmi menjadi bagian dari jaringan peneliti global. (*)
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.