Baca Tulisan ini Jika Kamu Suka Gugup dan Gabisa Bicara di Depan Orang Baru

Baca Tulisan ini Jika Kamu Suka Gugup dan Gabisa Bicara di Depan Orang Baru

Suka gugup ketika bertemu orang baru? Bahkan, dari saking gugupnya, kamu sampai tidak bisa berbicara? Tenang! Kamu berada di tulisan yang tepat. Teruslah baca tulisan ini, maka kamu akan mengetahui cara mengatasinya.

Mari mulai dengan sebuah pertanyaan singkat, “Apakah merasa malu, gugup, hingga tidak bisa berbicara di depan orang baru adalah hal normal dan wajar?”


Menurut American Psychological Association (APA), rasa malu itu adalah tendensi atau kecenderungan untuk merasa canggung, khawatir, atau tegang terutama saat berada di lingkungan sosial baru dengan orang yang tidak dikenal. Orang pemalu, memiliki kekhawatiran tentang bagaimana orang lain memandang dirinya atau memiliki ketakutan dilihat secara negatif oleh orang lain.

Oleh karenanya, merasa malu, canggung, khawatir, atau tegang ketika bertemu orang baru adalah hal normal. Kejadian ini juga tidak lain disebabkan oleh pengaruh eksternal sehingga kita terlalu banyak berpikir atau bahasa kerennya, overthinking.

Terdapat sebuah bahasan menarik dalam ilmu komunikasi yang menjelaskan fenomena ‘terkuncinya’ mulut ketika gugup saat bertemu orang baru. Kondisi itu dinamai Tip-of-the-tongue Phenomenon.

Tip-of-the-tongue Phenomenon: Ketika Mulut Terkunci di Depan Orang Baru


The tip-of-the-tongue phenomenon or lethologica is "the inability to retrieve a specific word as a response to a visual, auditory, or tactile presentation."


Istilah Tip-of-the-tongue Phenomenon atau “Fenomena Ujung Lidah” adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat mengingat sebuah kata atau istilah meskipun mereka yakin bahwa mereka mengetahuinya. Istilah ini dibuat oleh Brown dan McNeil dari Harvard University pada tahun 1966.



Fenomena Ujung lidah bukan berarti kita lupa dengan apa yang kita pikirkan. Namun, kita tidak bisa menyampaikan itu dan terasa seperti melayang-layang di pikiran tanpa bisa diungkapkan. Kata tersebut seperti berada di ujung lidah, namun tidak dapat diucapkan.

Fenomena Ujung Lidah bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Baik dari diri kita sendiri atau dari faktor eksternal seperti gugup dan malu ketika bertemu orang baru, atau, orang yang kita sukai. Selain itu, terdapat faktor penyebab lain dari Fenomena Ujung Lidah, seperti:

  • Gangguan sementara pada akses memori. Otak memiliki banyak jaringan saraf yang menyimpan informasi, dan terkadang akses ke jaringan saraf tertentu dapat terhambat sementara.
  • Interferensi dari informasi lain. Kata-kata yang mirip atau memiliki makna yang terkait dapat mengganggu proses mengingat kata yang diinginkan.
  • Kurang tidur, stres, atau kelelahan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kemampuan kognitif dan membuat seseorang lebih mudah mengalami fenomena ujung lidah.

Lalu, bagaimana mengatasi fenomena itu? Sehingga kita dapat menyampaikan kata yang tertambat di ujung lidah?

Cara Mengatasi Fenomena Ujung Lidah


The most common resolution for the failure to recall a specific word is to not think about it, which is often when the word suddenly "pops up" out of nowhere.


Caranya cukup mudah! Jujurlah terhadap diri sendiri dan akui bahwa kita merasa gemetar dan gugup ketika berbicara dengan orang baru. Terima kondisi itu dan jangan takut untuk mengkomunikasikannya dengan orang lain. Lebih-lebih orang yang kita sukai dan ajak untuk berkencan.

Faktanya, reaksi orang-orang terhadap kejujuran itu sebagian besar berupa kepedulian dan rangkulan sehingga kita bisa menjadi lebih rileks dan mengungkapkan kata yang tertambat di ujung lidah.

Kok bisa? Hal itu disebabkan oleh persepsi orang lain terhadap kejujuran itu sebagai sebuah trivia sekaligus intermezzo selama percakapan berlangsung.

Maka, apa yang harus dilakukan selanjutnya? Mulailah mengalihkan pembicaraan sehingga pembicaraan dapat terus berlanjut setelah pengakuan jujur itu. Gunakan topik-topik ringan sehingga obrolan dan komunikasi dapat terus mengalir.

Jadi, sudah tau, kan. Harus ngapain kalo gugup ketika berada di depan doi? Jujur dan percaya dirilah. Karena cinta akan mendukung dan menguatkan. (*)

_______________

Sumber rujukan:

Girija, Pc, Np Fathima Shahal, dan Nayana Narayanan. “Lethologica in Aging: An Analytical Study.” Journal of the Indian Academy of Geriatrics 18, no. 1 (2022): 9. https://doi.org/10.4103/jiag.jiag_32_21.

Oh Su Hyang. Komunikasi Itu ada Seninya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2021.

2 Komentar

  1. Menarik sekali nih tulisan fenomena ujung lidah hihihi. Wajar sih jika orang bisara di deoan umum menjadi gugup, bingung dan lupa segala yang telah dipersiapkan. Malah bisa keringatan dan deg-degan ya, tau kan rasanya :D Yang penting sering latihan aja insya allah terbiasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, dibawa mengalir aja. Insyallah akan berjalan lancar dan komunikasi berlangsung dengan baik. Tentu, gamau kan lagi seru-seru sama pasangan tiba-tiba tertambat di ujung lidah...

      Hapus

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.