“Padamu Pemuda Aku Titipkan Indonesia”, betapapun
beratnya tulang punggung pemuda Indonesia mendapatkan beban. Tentang Indonesia,
tentang pulau-pulaunya yang konon ada 17.000 pulau lebih bahkan data akhir
menunjukkan 34.000 pulau. Tentang flora dan faunanya yang berjumlah milyaran
spicies. Mulai dari monera yang paling kecil sampai hewan dan tumbuhan yang
beraneka ragam. Tentang lautnya yang luas dan dangkal yang memungkinkan tumbuh
plankton dan ikan segar sangat cepat. Tentang manusianya, 300 jutaan, disitu
ada pemuda yang jiwa raganya masih miristem “Tumbuh dan Berkembang”.
Kita tahu kekuatan dan kekayaan kita “sumber
daya alam dan manusia yang melimpah”, sedangkan kelemahan kita adalah
pemberdayaan dan pengolahannya sehingga kita lemah.
Pemuda aku lihat engkau “Letoi”, loyo sepertinya
bukan karena beban yang berat tetapi karena pandangan ke depan semrawut dan
membingungkan tidak fokus, “Pecah”.
Betapa tidak, beban pendidikan yang
banyak dan berat, soalnya pendidikan kita tak fokus padahal kita ini Indonesia,
lautnya kepulauannya dan hutan serta melimpahnya penduduk dan budaya.
Kecerdasarn kita sia-sia keterampilan kita sia-sia, sama sekali tidak menjadi
Indonesia berdaya, yang kita hasilkan nyaris bukan Indonesia.
Pancasila merupakan sumber dari
budaya kita, untuk itu segala macam pendidikan dan teknologi harus mengarah ke
pancasila. “Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia”.
“Pemuda, infomatika dan alam” menjadi
tumpuhan kita dalam pemberdayaan. Ketika pemuda fokus terhadap kebangkitan
dalam teknologi informatika tentang alam dan dirinya, maka mulailah pemuda akan
tahu langkah-langkahnya.
Kebangkita itu diawali dari dirinya
para pemuda itu sendiri, kemudian membaca lingkungannya yang melimpah.
Intropeksi diri dan lingkungan yang terus-menerus itu maka jati diri bangsa
kita akan berhasil. Teknologi kehutanan, kelautan dan hasil hutan serta laut
yang harus kita berdayakan, teknologi mineral dan pertambangan. Akan tetapi
bila sumberdaya manusianya tidak dikelolah maka muncul perselisihan yang tidak
berkesudahan yang akhirnya muncul kehancuran. Sumberdaya manusia dikelolah dari
diri yang senantiasa tunduk dan patuh kepada tuhan yang maha esa sebagai cermin
awal pancasila.
Jika kita sudah mengelolah laut,
hutan dan tambang dengan hasil yang melimpah, kelimpahan itu kita sertifikatkan
dengan lembaran kertas yang namanya “Rupiah”. Maka rupiah akan
bermartabat dimata dunia.
Sementara waktu kita mengekplorasi
dolar, betapah sulitnya menambang dolar, toh akhirnya uang kita diombang
ambingkan dolar. lah wong kita tergantung dari mata uang dolar, mengapa kita
mempersulit diri padahal ada yang mudah. Bertambanglah milik kita sendiri, jika
emas kita tambang melimpah, perak melimpah, gas alam yang berlebihan tambangnya
dan melimpah, cadangan minyaknya melimpah, sedangkan kita sekarang sangat
kurang coba batubaranya, coba kayunya atau hutannya, coba ikannya, coba padinya,
jagungnya, kedelai dan ramuan obat-obatannya semuanya masih minim. Apa yang
harus kita sertifikatkan?. Kita punya segalanya yang belum kita kelolah yang
jelas, belum bisa kita sertifikatkan sebagai rupiah. Itu kekayaan yang masih
terpendam “Harta Karun”.
PEMUDA KITA HARUS
BANGKIT, KITA HARUS KERJA KERAS.
Seorang pemuda yang wajib kita
contoh adalah “Yusuf” terdapat pada firman Allah pada Al-Qur’an surat Yusuf,
adalah seorang pemuda yang terikat pada surat Al-Mu’minun
1.
Sesungguhnya menanglah
orang-orang yang beriman.
2.
Orang-orang yang
khusyu` di dalam melakukan sembahyang.
3.
Dan orang-orang yang
terhadap segala laku yang sia-sia menampik dengan keras.
4.
Dan orang-orang yang
mengerjakan ZAKAT.
5.
Dan orang-orang yang
selalu menjaga faraj (kelamin) mereka.
6.
Kecuali terhadap
isterinya atau hambasahayanya, maka tidaklah mereka tercela.
7.
Tetapi barangsiapa yang
masih memilih jalan di luar itu, itulah orang-orang yang telah melanggar
garis.
8.
Dan orang-orang yang
menjaga dengan baik terhadap amanat dan janjinya.
9.
Dan orang-orang yang
memelihara dan menjaga semua waktu sembahyangnya.
10. Mereka
itulah yang akan mewarisi.
11. Yang
akan mewarisi syurga Firdaus dan di sanalah mereka mencapai khulud (kekal)
selamalamanya.
Yusuf merupakan pemuda yang patuh, berakhalaq mulia,
lemah lembut, sabar, santun, ulet. Walaupun orang-orang kanan kirinya bahkan
saudaranya sering mengganggu dan mencelakainya.
Bahkan ketika di goda seorang Zulaiha dia mampu
menahan tanpa nafsu, dan ketika itu diberi amanah sebagai bendaharawan dia
mampu menjaganya, memegang janji yang teguh, pemberi ma’af dan sedekah. Yang pada
endingnya beliau menjadi seorang yang sukses.
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
EmojiOrang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.