Yang Tersisa Setelah Gempa Lombok


Pertama saya turut mengantarkan rasa suka yang mendalam atas bencana yang melanda pulau Lombok. Bagi masyarakatnya serta orang-orang yang terdampak gempa itu sendiri. Puluhan rumah hancur menyisakan puing-puing. Korban jiwa bergelimpangan. Ada yang meninggal, ada pula yang mengalami luka baik sedang, ringan, maupun berat. Yang jelas trauma melanda masyarakat Lombok. Mereka perlu bantuan. Mereka perlu dukungan. 

Saya pribadi turut berdukacita dengan bencana tersebut. Tapi kehendak yang maha kuasa jauh di luar kemampuan kita. Bencana bisa datang kapan saja dan dimana saja. Untuk yang selamat, semoga diberi kekuatan, yang terdampak semoga diberi kekuatan dan ketabahan menjalani ujian ini. Sesungguhnya ujian adalah sebuah fase dimana kamu ditempa untuk menjadi lebih kuat.

Dukungan baik moril dan material berdatangan dari banyak pihak. Ada yang melakukan penggalangan dana. Ada yang melakukan khataman Qur'an, ada yang terjun langsung menjadi sukarelawan, dan banyak cara lain untuk mendukung serta menguatkan warga Lombok pada khususnya.

Jelas yang tersisa kini hanya puing-puing serta reruntuhan bangunan. Proses penyelamatan pun masih berlangsung. Tapi, masih banyak hal lain yang sebenarnya ditakutkan oleh masyarakat Lombok. 

Pada saat gempa terjadi mereka benar-benar panik. Berlarian ke tempat terbuka mencoba menyelamatkan diri. Tapi hal yang tersisa sebenarnya lebih menakutkan. Bukan Gempa susulan ataupun rumah yang sudah luluh lantak. Tapi kepada ancaman penjarahan serta begal yang mengancam.

Setalah gempa melanda masyarakat bukan lagi takut kepada gempa susulan. Tapi kepada kebiasaan munculnya penjahat yang dengan serta Merta menjarah harta benda yang tersisa. Kita tak bisa menyalahkan satu pihak saja. Semua ini bisa dibilang natural atau alamiah. Dorongan serta tekanan yang menyebabkan hal tersebut.


Saya sempat berbincang dengan teman SMA saya yang berasal dari Lombok. Pengakuan dia, hal yang ditakutkan kini adalah munculnya penjahat pada malam hari. Tentu sangat berbahaya. Sudah susah, sudah merana, masih dalam penjahat pula. Mereka ini mana peri kemanusiaan nya?

Well, seriously! Kenapa bisa ada begal? Kenapa bisa ada penjahat? Tak ibadah mereka? Tidak kasihan kah mereka? Bung rakyat Lombok sudah sengsara, masih saja muncul penjahat? Aduh?

Mugkin tidur di tenda pengungsian adalah jalan satu-satunya, tapi bagaimana mereka memulai hidup kembali? Well, semoga mereka bisa kembali memulai hidup yang baik ya! Tiapalam tidak dihantui dengan ancaman begal serta penjahat. Semoga mereka bisa hidup tentram

Saya yakin para penjahat itu bisa akses internet. Mereka bisa baca tulisan ini. Saya mohon dengan hormat kasihanilah mereka. Bung mereka sedang dilanda bencana. Mereka sedang membangun kembali kehidupan mereka. 
Kalau mau jadi penjahat ya jangan begitu kejam lah 😐 saya pun pernah jahat, apa sih yang sebenarnya diinginkan menjadi penjahat? Kaya? Sukses? Kerja lah bung, usaha, maka kau akan menerima hasilnya nanti. 

__________

Tulisan ini bukan apa-apa. Tidak ada maksud apa-apa. Hanya coretan hati dari saya pribadi serta teman saya yang sedang dilanda musibah. Semoga mereka dikuatkan. Semoga para begal itu diinsyafkan. Semoga bantuan yang terkirim bisa berguna dan bermanfaat. 



Bagi rakyat Lombok. Teruslah berlari bung, kalian semua adalah orang hebat yang sedang diuji. Kalian pasti bisa melewatinya. Tetaplah bersama, saling menguatkan danembantu agar bisa melewati ujian ini 😊. Walau yang tersisa hanya puing-puing. Walau ancaman muncul di malam hari. Kami yakin kalian kuat dan tabah 😊 semoga Lombok bisa kembali pulih 😊

#prayforLombok #LombokTangguh

____
Sumber foto : BBC.com

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.