Taufik, Bocah Desa yang Melanglang Buana Hingga Negeri China


Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China, mungkin itulah pepatah yang menjadi motivasi hingga seorang Taufik kini bisa melanglang buana hingga negeri China.

Welcome, kali ini saya akan bercerita tentang seorang pemuda kelahiran 22 Februari 1999 (seperti yang tertulis di ijazahnya 😊) bernama Muhammad Taufik Kurrahman. Lahir di desa Sumberkolak, kecamatan Panarukan, kabupaten Situbondo. 

Walau terlahir sebagai anak desa, tapi hal itu tak menjadi penghalang baginya untuk mendulang prestasi. Mengawali pendidikan di SDN 2 Patokan Lalu berlanjut ke MTS Nurul Huda Dan akhirnya berlabuh di SMA Nurul Jadid. 

Semenjak, menimba ilmu di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Taufik pun mulai berkenalan dengan berbagai macam hal. Pluralitas pesantren, keberagaman, dan bahasa China. Sebagai program unggulan di SMA Nurul jadid, bahasa Mandarin merupakan program favorit dan tak mudah bisa mendapatkannya. Tapi dengan perjuangan yang teguh dan tekad yang gigih, Taufik pun mampu lolos dan akhirnya mulai belajar bahasa Mandarin. 

Tak perlu waktu lama baginya, di tahun pertama dia sudah terpilih sebagai wakil SMA Nurul Jadid dalam lomba bahasa Mandarin walau berat tapi dia akhirnya mampu mengalahkan rivalnya dan melenggang ke tingkat provinsi. Perjuangannya pun terus berlanjut, selama masa persiapan untuk lomba tingkat provinsi dia menemui banyak kendala. Tapi berkat dukungan teman serta doa kedua orang tuanya, akhirnya Taufik terpilih sebagai peserta terfavorit dan akhirnya mewakili Jatim untuk lomba tingkat nasional. 

Mendengar berita tersebut, kedua orang tua Taufik terkejut. Maklum, sahri-hri dia biasa berbicara dengan bahasa Madura. Bahkan kedua orang tuanya tidak pernah tau Taufik berbahasa Mandarin. Mendapati kabar bahagia tersebut kedua orang tua Taufik pun sangat bahagia dan mendukung langkah Taufik. 

Di tingkat nasional pun dia mampu tampil gemilang. Berkat dukungan dari pembimbingnya, serta tekad kuatnya. Akhirnya dia terpilih sebagai juara pertama dan berhak mewakili Indonesia dalam lomba bahasa amandarin internasional di China yang diikuti oleh kurang lebih 180 peserta dari 90 negara (tiap negara mendelegasikan 2 peserta). Uniknya, dari semua peserta tersebut hanya Taufik lah yang berstatus sebagai santri (ya iyalah, mana ada pesantren di luar negeri 😂)
Kontingen Indonesia bersama kontingen dari negara lain
lagi, kontingen Indonesia berfoto bersama kontingen dari negara lain

Mendapati tugas berat sebagai wakil Indonesia. Taufik pun makin gigih belajar dan berlatih, karena aspek lomba tidak hanya meliputi kemahiran berbahasa tapi penampilan kebudayaan. Dengan banyak pertimbangan serta masukan, akhirnya Taufik pun menampilkan tarian tradisional China dengan tabuhan gendang khas China yang biasa disebut Wu. Kini perjalanannya jauh lebih berat daripada sebelumnya. Setiap hari ia terus berlatih dan mempertajam kemampuan serta skillnya. Akhirnya waktu pemberangkatan pun tiba. Bersama 4 orang lain dari tim Indonesia. Taufik pun bertolak ke China. Dengan bekal restu orang tua serta guru, Taufik pun berlomba mewakili Indonesia di China. 

Taufik saat unjuk kebolehan di pentas internasional


Sayangnya, kali ini Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya dan kawan kawannya, semua perjuangannya dan kawan kawan hanya berbuah rangking 7 besar seasia dan 20 besar tingkat international. Tapi atas semua perjalanan dan langkah yang telah ia tempuh semuanya tidak lah mudah. Seorang pemuda desa yang tidak pernah berkenalan dengan bahasa China, akhirnya mampu melanglang buana berprestasi di kancah internasional.

Ini adalah sebuah bukti nyata bahwa sukses bukan hanya kapitalisasi orang kota dan mereka yang berpunya 😊, selama kita memiliki kemauan serta niat yang teguh maka segala sesuatu akan mampu kita raih. Dengan semangat setebal baja maka semesta akan dengan senang hati mendukung kita. Kini, sebagai penghargaan atas apa yang telah ia peroleh. 

Taufik kini bermukim di China selama 6 bulan untuk menuntaskan program short course dan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah atas perjuangan dan prestasinya Selama ini. Itulah kisah dari seorang pemuda desa bernama Taufik yang dengan gigih berjuang meraih mimpinya. Selama kita mau pasti ada jalan, so masih nunggu apa lagi ? Taufik aja bisa, kenapa kamu tidak? 

Salam hangat dari situbondo 😂

6 Komentar

  1. mantap, yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya :D

    BalasHapus
  2. Betul banget ntuh kang, man Jadda wa Jadda kalau GK salah sebutannya. Selama kita mau pasti ada jalan

    Salam hangat

    BalasHapus
  3. kereen... meskipun tidak menjadi juara pun sudah salut. tidak mudah untuk mendapatkannya...

    BalasHapus
  4. iya kakak, saya pun ampe pusing mau bujuk dia buat ngeshare ceritanya agar bisa menjadi inspirasi dan penyemangat bagi yang lain...

    BalasHapus

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.