Menjaga kata menjaga rasa

Karya Muh Helmi
Manusia pada kodratnya memang diciptakan sebagai mahluk sosial yang mana tak bisa hidup tanpa bantuan mahluk lainnya, baik mahluk hidup maupun mati. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia pastilah berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Baik melalui isyarat, ucapan maupun bahasa lainnya.
            Tak dianya bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana Bahasa digunakan sebagai alat berkomunikasi sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai penunjang kehidupan untuk bersosialisasi satu sama lain.
            Persinggungan manusia satu sama lain setiap harinya secara tidak langsung menciptakan ikatan interpersonalia antar manusia yang akhirnya menimbulkan ketertarikan, kebencian, dan perasaan lainnya. Dan semua hal tersebut berasal dari ucapan.
            Ada pepatah, “Mulutmu harimaumu” maka jika kita tidak mampu menjaga lisan kita dengan baik maka akan sangat berbahaya bagi kita. Lisan bagaikan sebuah pisau bermata dua yang mana bila digunakan dengan baik mampu memberi manfaat yang cukup banyak dan bila disalah gunakan juga mampu mencipta petaka yang dahsyat.
            Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Banyak pejuang yang memiliki kemampuan berorasi yang cukup mumpuni. Berkoar-koar membangkitkan semangat masyarakat guna membangkang penjajahan. Bahkan tokoh proklamasi kita Ir. Soekarno konon mampu berpidato selama 5 jam nonstop. Sungguh kemampuan yang luar biasa yang bila mana digunakan dengan baik mampu mencipta banyak perubahan.
            Mari kita berbicara tentang hal kecil. Sering kali kita dengan leluasa mengutarakan ucapan yang mungkin di hati orang lain membekas. Mungkin diri kita tidak menyadarinya tapi bagaimana yang lain. Oleh karena itu, dimana setiap orang memiliki rasa, perasaan, dan hati. Menjaga perkataan adalah suatu hal yang perlu dijunjung tinggi. Maka benarlah Kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan. Untuk apa cerdas tapi tak memiliki moral dan etika.
            Seperti apa yang saya paparkan sebelumnya. Lisan memiliki kemampuan yang luar biasa, ditangan yang salah ini bisa menjadi senjata yang sangat ampuh. Kita ambil contoh Hitler, kemampuannya dalam berorasi membuatnya memiliki pengaruh dan akhirnya mencipta Nazi dan mendoktrin Jerman menjadi negara komunis, mencipta sejarah kelam kebiadaban perang dunia II. Masih banyak lagi contoh yang lain yang mana mereka menggunakan kemampuan mereka berbicara sebagai senjata untuk melindungi diri mereka sendiri.
            Dalam tulisan ini saya menekankan tentang bagaimana kita menghargai satu sama lain dengan menjaga perkataan, Menjaga tingkah laku. Karena menjaga perkataan tak sebatas hanya menjaga ucapan tapi juga pengamalannya melalui perbuatan. Karena dengan menjaga perkataan akan mencipta suasana yang kondusif yang akan berefek kepada terciptanya hal-hal positif.

            Maka barang siapa yang mampu menjaga ucapannya akan mendapat balasan yang sebanding dari hal baik yang telah dilakukannya. Oleh karena itu marilah kita jaga hubungan persaudaraan dan hubungan interpersonalia satu sama lain guna mencipta suatu kekuatan dan sinergitas untuk kita bersama. Ingat “mulutmu harimaumu” Happy Saturday.

2 Komentar

  1. Yaps, menjaga perkataan itu penting ya biar gak melukai orang lain :)

    BalasHapus
  2. iya. siap. menjaga lisan karena itu sangat berbhaya. hehehe :D

    BalasHapus

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.