Opini tentang Valentine

St. valentine saja menolaknya, apalagi kita?
Hari valentine yang di rayakan oleh muda-mudi saat ini sebenarnya hanya sebuah hari yang tak bermakna bahkan bisa dikatakan kelam jika kita melihat dari segi historisnya ,seperti salah satu sumber yang saya kutip dari artikel berjudul “ada apa dengan valentine ?” menerangkan bahwasanya hari valentine diperingati untuk mengenang seorang pendeta baik pada zaman romawi yang bernama st.valentine,si pendeta dibunuh raja dzolim akibat perbuatannya menentang peraturan sang raja yang melarang perkawinan untuk para prajurit,sang raja beralasan bahwa perkawinan untuk para prajurit hanya akan membuat para prajurit tidak perkasa di medan laga, itulah kronologi singkat dari sejarah valentine yang ironis ,di tengah banyak orang yang menyatakan kasih sayang sang pemilik nama malah dibunuh secara keji ,lalu dimana letak kasih sayang untuk st valentine yang memperjuangkan pernikahan dua insan secara sah.
Euforia masyarakat Indonesia terhadap valentine yang sangat tinggi membuat hedonisme tumbuh subur,di saat pemerintah menggalakan pendidikan karakter untuk mempertahankan nilai-nilai lokal yang beradab beberapa oknum di dunia pendidikan malah memasukan valentine sebagai event yang wajib dirayakan di sekolah-sekolah ,hal inilah yang sangat menghawatirkan di kalangan pemuda karna disaat Indonesia ingin meniru kemajuan dunia barat dalam berbagai sektor, budaya-budaya seperti inilah yang justru pada akhirnya akan membelokkan niatan pemuda untuk terus berkarya karna pemuda akan terfokus untuk mencari pasangan di usia dini ,apalagi valentine membuat degradasi moral semakin meningkat drastis tidak hanya itu jika kita menilai dari sudut pandang agama sudah jelas valentine itu haram karna menghubungkan muda-mudi tanpa ikatan pernikahan yang sah.

Banyak dampak yang akan terus muncul jika kita membiarkan eksistensi valentine sebagai sebuah perayaan, dan dampak yang paling menghawatirkan adalah kenakalan remaja yang berhubungan diluar nikah membuat pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mengendalikan penyimpangan dan kesenjangan sosial yang ada,lalu bagaimana cara menyikapi perayaan yang tidak ada gunanya seperti ini ,ya satu kuncinya, jangan merayakan dan menolak perayaan yang ujungnya akan menimbulkan perzinaan seperti hari valentine ini, apalagi kita sebagai seorang muslim yang santri harus beretika layaknya seorang muslim sejati.

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.